DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN KABUPATEN SERUYAN

Mengenal Hama Wereng Coklat

Mengenal Hama Wereng Coklat

Dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi padi, mulai dari memperluas areal tanam sampai dengan perbaikan teknologi. Sasaran produksi padi di Lampung sekitar 4.343.000 ton pada tahun 2018, belum tercapai. Hal ini disebabkan beberapa hal :kekeringan dan adanya serangan hama penyakit yang tidak dapat dikendalikan. Sementara sasaran produksi tahun 2019 sebesar 4.566.000 Ton GKG. Luas panen 397,44 ribu Ha dan Produktivitas 5,325 ton/Ha, yang sulit untuk tercapai, karena saat ini serangan hama wereng coklat sedang mewabah di Lampung yang menyebabkan sebagian petani tidak panen.

Wereng coklat merupakan serangga hama tanaman padi yang penting sejak awa tahun 1970-an Serangga dewasa berwarna coklat, berukuran 4-5 mm. Semua studi wereng coklat mulai dari nimfa sampai imago menghisap cairan jaringan tanaman. Namun yang sangat ganas adalah nimfa instar 1-3. Gejala kerusakan, daun-daun berwarna kuning dan pangkal batang berwarna kehitaman. Bila parah, tanaman mengering seperti terbakar (hopperburn). Bila serangga lebih dari 20 ekor/rumpun tanaman, akan menyebabkan gagal panen (puso). Oleh karena itu upaya pengendalian perlu segera dilakukan bila serangan telah mencapai ambang ekonomi.

Jika dalam 1 rumpun sudah ada 4 ekor wereng coklat artinya sudah berada dalam batas ambang ekonomi. Maksud dari ambang ekonomi adalah batas populasii hama atau kerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar untuk digunakannya pestisida. Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebih besar.

Banyak faktor yang menyebabkan munculnya hama wereng coklat, awal bulan Juli 2021 hama ini mengganas di areal pertanian Jawa Tengah seperti Demak, Pemalang, Grobogan, Klaten, Kudus, Pati dan Jepara dengan tingkat serangan sampai ada yang puso/tidak menghasilkan dan puluhan ribu hektare terancam. Pada pertengahan bulan Juli ribuan hektare tanaman padi milik petani di Cirebon juga dilaporkan puso. Termasuk di Lampung bulan Agustus ini banyak juga yang terserang hama wereng coklat.

Masalah munculnya serangan hama wereng tahun ini, menurut seorang ahli, ada beberapa faktor penyebab muculnya hama wereng tahun ini :
Faktor pertama

Terjadinya anomali musim (keganjilan) yaitu adanya hujan di musim kemarau sehingga kelembaban udara dan temperatur menjadi kondisi yang optimal untuk perkembangan populasi wereng cokelat. Wereng cokelat memiliki biological clock (mampu berkembang biak di musim hujan maupun kemarau.

Faktor kedua
Perkembangan wereng cokelat bersifat strategis dan cepat menemukan habitat baru sebelum habitat lama “katastropi”.


Faktor ketiga

Wereng cokelat memiliki genetik plastisitas yang tinggi (mampu beradaptasi secara cepat pada varietas padi yang baru (membentuk biotipe yang lebih ganas daripada sebelumnya). Wereng cokelat juga mampu dengan cepat melemahkan kerja insektisida .

Faktor keempat
Tingginya serangan wereng cokelat dapat dipicu oleh perilaku manusia mulai dari para petani yang salah menggunakan pestisida sehingga menimbulkan resurjensi (bertambahnya populasi lebih tinggi dari populasi awal sebelum disemprot insektisida).

Faktor kelima
Berkurangnya peran penyuluh pertanian dan petugas pengamat hama dalam melakukan monitoring perkembangan hama di lapangan.


Faktor keenam
Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung upaya penelitian varietas baru tanaman padi yang lebih tahan wereng coklat. Faktor lain, pola tanam yang tidak serempak serta banyaknya petani yang menanam varietas tidak tahan wereng

Siklus hidup dari hama wereng batang coklat (WBC) ini biasanya hidup di daerah yang lembab dengan suhu 20o -30 o c, siklus hidupnya 3-4 minggu yang dimulai dari telur ( 7- 10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan imago (18-28 hari). Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm. Wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

Jadi hama wereng ini menyerang tanaman padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun. Mulai dari berupa nimfa sampai dewasa bisa menghisap cairan jaringan tanaman, sehingga tanaman terserang akan mengalami gejala kerusakan seperti daun menguning dan pangkal batang berwarna coklat kehitaman. Bila serangan parah tanaman akan mengering seperti terbakar pada satu lokasi secara melingkar yang kita sebut juga hopperburn. Dampak lain dari serangan wereng coklat adalah hama ini juga berpotensi menularkan penyakit kerdil rumput dan kerdil

Ada beberapa tahap yang harus kita perhatikan untuk pencegahan dan pengendalian hama wereng batang coklat ini:
Pertama: Pada saat pra tanam (tahap persiapan)
• Bersihkan gulma, singgang dari sawah dan areal sekitarnya seperti
• Gunakan varietas tahan wereng: Mekongga, Ciherang, Cegeulis dan Inpari 13, Inpari 30 ( yang toleran terhadap wereng batang coklat ).
Kedua: Tanaman Muda
• Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami
• Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng . Bila perangkap cahaya diserbu oleh wereng, berarti pertanaman perlu segera diperiksa.
• Pemupukan berimbang, pemberian : 250 kg Urea, 100 kg SP-36, 100 kg KCl per ha ( sesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah).
Ketiga: Fase Tanaman Tua
• Sanitasi dan eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi total
• Gunakan insektisida secara tepat (jenis, dosis, konsentrasi, volume smprot, sasaran dan waktu).
Pengendalian secara terpadu maksudnya suatu konsep pengendalian dengan memadukan semua metode pengendalian hama yang dikenal, termasuk di dalamnya pengendalian secara fisik, pengendalian mekanik, pengendalian secara bercocok tanam, pengendalian hayati, pengendalian kimiawi dan pengendalian hama lainnya. Dengan cara ini ketergantungan petani terahadap pestisida yang biasa menjadi cara pengendalian hama utama dapat dikurangi.

Untuk hama wereng batang coklat musuh alaminya terdiri darai: laba-laba, kepik, kumbang, belalang dan capung. Nah! Musuh alami wereng ini harus dipertahankan dan jangan sampai punah. Dengan adanya musuh alami ini bisa menekan perkembangan hama wereng batang coklat. Oleh karena itu berhati-hati saat kita melakukan pengendalian menggunakan pestisida kimia, karena bisa mematikan musuh alami juga. Selain menggunakan Pestisida, bisa juga kita gunakan biopestisida atau pestisida nabati yang bersifat mengurangi serangan hama, cara kerja nya adalah mengusir hama dengan bau tertentu.

Penulis: Akhmad Ansyor, SP, M.Sc

Sumber Bacaan : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan dan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Tungro

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *